NURSE |
Nilai adalah keyakinan yang mendasari seseorang
melakukan tindakan dan tindakan itu kemudian menjadi suatu standar atas
tindakan yang selanjutnya, pengembangan dan mempertahankan sikap terhadap
objek-objek yang terkait, penilaian moral pada diri sendiridan orang lain serta
pembandingan diri dengan orang lain. Nilai
memberikan hidup dan identitas kepada individu, profesi dan masyarakat. Nilai
dibentuk dan dipertahankan oleh individu pelakunya dan juga oleh sekelompok
orang. Pada praktiknya, perawat memprioritaskan nilai keperawatan ketika
mengambil keputusan dalam pelayanan kesehatan.
Tata nilai merupakan rambu rambu atau aturan
yang dapat membatasi perilaku, peran dan etika internal perawat. Tata nilai
keperawatan adalah nilai yang terkandung didalam proses caring yang dilakukan
oleh perawat, serta sangat mempengaruhi berbagai tindakan keperawatan.
CARE |
Caring
adalah fenomena universal yang mempengaruhi cara manusia berpikir, merasa, dan
mempunyai hubungan dengan sesama. Caring sebagai bentuk dasar dari praktik
keperawatan di mana perawat membantu klien pulih dari sakitnya, memberikan
penjelasan tentang penyakit klien, dan mengelola atau membangun kembali
hubungan. Caring membantu perawat mengenali intervensi yang baik, dan kemudian
menjadi perhatian dan petunjuk untuk memberikan caring nantinya.
Caring
secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi
orang, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain dan perasaan
cinta atau menyayangi. Secara teoritis, pengertian caring adalah tindakan yang
menunjukan pemanfaatan lingkungan pasien dalam membantu penyembuhan, memberikan
lingkungan yang bersih, ventilasi yang baik dan tenang kepada klien (Florence
Nightingale, 1860). Caring atau care tidak mempunyai pengertian yang tegas,
tetapi ada tiga makna dimana ketiganya tidak dapat dipisahkan yaitu memberi
perhatian, bertanggung jawab dan ikhlas (Delores Gaut, 1984). Dalam
keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting terutama dalam praktik
keperawatan. Rubenfeld (1999), mendefinisikan “Caring” : memberikan asuhan ,
dukungan emosional pada klien, keluarga dan kerabatnya secara verbal maupun non
verbal. Jean Watson (1985), “Caring” merupakan komitmen moral untuk melindungi,
mempertahankan dan meningkatkan martabat manusia.
Caring
merupakan “heart” profesi, artinya sebagai komponen yang fundamental dari fokus
sentral serta unik dari keperawatan (Barnum, 1994). Meskipun perkataan caring
telah digunakan secara umum, tetapi tidak terdapat definisi dan konseptualisasi
yang universal mengenai caring itu sendiri (Swanson, 1991, dalam Leddy, 1998).
Setidaknya terdapat lima perspektif atau kategori mengenai caring, yaitu:
1.caring
sabagai sifat manusia (Benner & Wrubel,Leinenger)
2.caring
sebagai intervensi terapeutik (Orem),
3.caring
sebagai bentuk kasih sayang (Morse et al.,1990,dalam Leddy, 1998).
Marriner
dan Tomey (1994) menyatakan bahwa caring merupakan pengetahuan kemanusiaan,
inti dari praktik keperawatan yang bersifat etik dan filosofikal. Caring bukan
semata-mata perilaku. Caring adalah cara yang memiliki makna dan memotivasi
tindakan. Caring juga didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan
asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan
keselamatan klien (Carruth et all, 1999) Sikap caring diberikan melalui
kejujuran, kepercayaan, dan niat baik. Caring menolong klien meningkatkan
perubahan positif dalam aspek fisik, psikologis, spiritual, dan sosial.
Bersikap caring untuk klien dan bekerja bersama dengan klien dari berbagai
lingkungan merupakan esensi keperawatan. Dalam memberikan asuhan, perawat
menggunakan keahlian, kata-kata yang lemah lembut, sentuhan, memberikan
harapan, selalu berada disamping klien, dan bersikap caring sebagai media
pemberi asuhan (Curruth, Steele, Moffet, Rehmeyer, Cooper, & Burroughs,
1999). Para perawat dapat diminta untuk merawat, namun tidak dapat diperintah
untuk memberikan asuhan dengan menggunakan spirit caring.
Dari
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Caring merupakan “heart” profesi,
artinya sebagai komponen yang fundamental dari fokus sentral serta unik dari
keperawatan.
Caring
secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdediksi bagi orang
lain pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain dan perasaan
cinta atau menyayangi. Secara teoritis, pengertian caring adalah tindakan yang
menunjukan pemanfaatan lingkungan pasien dalam membantu penyembuhan, memberikan
lingkungan yang bersih, ventilasi yang baik dan tenang kepada klien. Caring
atau care tidak mempunyai pengertian yang tegas, tetapi ada tiga makna dimana
ketiganya tidak dapat dipisahkan yaitu memberi perhatian, bertanggung jawab dan
ikhlas.EMPATY |
Empaty
adalah berusaha menempatkan diri pada seseorang yang bersangkutan sehingga
dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang yang besangkutan tersebut. Empaty
berbeda dengan simpati, sikap melibatkan perasaan terhadap sesuatu hal,
sehingga tidak dapat lagi berfikir objektif merupakan sikap simpati yang tidak
seharusnya dimiliki oleh perawat.
Senyum dan
rasa empati yang ditimbulkan setidaknya akan menjadi multivitamin dosage tinggi
yang tanpa antibiotik atau obat yang super keras akan menyembuhkan rasa
terpelentirnya hati seorang pasien yang sedang menderita penyakit sekeras
apapun. Ada hal yang tidak bisa di teliti secara ilmiah dan juga tidak harus
dengan percobaan yang mahal, ada yang timbul dari hati yaitu keikhlasan untuk
menolong sesama.
Florence
Nightiangel, tokoh dunia yang mengubah persepsi dunia bahwa perawat itu
merupakan pekerjaan yang sangat mulia dan terhormat. Sebagai perawat dibutuhkan
kemampuan khusus yang tidak semua orang memilikinya, yaitu kemampuan empati.
Perilaku yang muncul dari tiap perawat terhadap pasien berbeda-beda, hal ini
terkait dengan kemampuan empati perawat itu sendiri, adapun yang mempengaruhi
kemampuan empati, yaitu: pikiran yang optimis, tingkat pendidikan, keadaan
psikis, pengalaman, usia, jenis kelamin, latar belakang sosial budaya, status
sosial, dan beban hidup. Faktor-faktor tersebut diperlukan untuk menunjang
perawat dalam meningkatkan kemampuan empati.
Kemampuan
empati terkadang memang tidak dapat langsung muncul dari diri seorang perawat
begitu saja, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan empati,
yaitu:
1. Peduli
2. Berguru
3. Berlatih
Dengan
begitu maka perawat dapat meningkatkan kemampuan empatinya agar dapat lebih
mengerti, memahami, dan menghayati tidak hanya kondisi fisik namun juga kondisi
psikis klien.
Dengan kemampuan empati maka perawat memiliki kemampuan untuk menghayati
perasaan pasien. Kemampuan empati seorang perawat dipengaruhi oleh kondisi
perawat itu sendiri. Perawat perlu menjaga kondisi kesehatan fisik dan psikis
karena keduanya saling mempengaruhi satu sama lain.
Untuk dapat memiliki kemampuan empati, seorang perawat harus mampu bersosialisasi. Kebanyakan perawat memiliki sifat extovert (terbuka), maka akan lebih mudah dalam menangani pasien, karena pasien merasa nyaman dengan keberadaannya.
Untuk dapat memiliki kemampuan empati, seorang perawat harus mampu bersosialisasi. Kebanyakan perawat memiliki sifat extovert (terbuka), maka akan lebih mudah dalam menangani pasien, karena pasien merasa nyaman dengan keberadaannya.
ALTURISM |
Alturism
adalah perhatian terhadap kesejahteraan orang lain tanpa memperhatikan diri
sendiri. Perilaku ini merupakan kebajikan yang ada dalam banyak budaya dan dianggap
penting oleh beberapa agama. Gagasan ini sering digambarkan sebagai aturan emas
etika.
Alturism
dapat dibedakan dengan perasaan loyalitas dan kewajiban. Alturism memusatkan
perhatian pada motivasi untuk membantu orang lain dan keinginan untuk melakukan
kebaikan tanpa memperhatikan ganjaran, sementara kewajiban memusatkan perhatian
pada tuntutan moral dari individu tertentu (seperti Tuhan, raja), organisasi
khusus (seperti pemerintah), atau konsep abstrak (seperti patriotisme, dsb).
Beberapa orang dapat merasakan altruisme sekaligus kewajiban, sementara yang
lainnya tidak. Altruisme murni memberi tanpa memperhatikan ganjaran atau
keuntungan.
Konsep
ini telah ada sejak lama dalam sejarah pemikiran filsafat dan etika, dan
akhir-akhir ini menjadi topik dalam psikologi (terutama psikologi evolusioner),
sosiologi, biologi, dan etologi. Gagasan altruisme dari satu bidang dapat
memberikan dampak bagi bidang lain, tapi metoda dan pusat perhatian dari
bidang-bidang ini menghasilkan perspektif-perspektif berbeda terhadap
altruisme.
Gagasan
altruisme
Konsep
ini memiliki sejarah panjang dalam filosofis dan etika berpikir. Istilah ini
awalnya diciptakan oleh pendiri sosiologi dan filsuf ilmu pengetahuan, Auguste
Comte, dan telah menjadi topik utama bagi psikolog (terutama peneliti psikologi
evolusioner), biologi evolusioner, dan etolog. Sementara ide-ide tentang
altruisme dari satu bidang dapat memberikan dampak pada bidang lain, metode
yang berbeda dan fokus bidang-bidang ini menghasilkan perspektif yang berbeda
pada altruisme.
Nilai
altruisme dalam keperawatan
• Pengertian : Peduli dengan kesejahteraan orang lain
• Sikap dan Kualitas Pribadi : Perhatian,
komitmen, kasihan, kemurahan hati, ketekunan
• Perilaku Profesional :
1.
Berikan perhatian yang penuh pada klien ketika memberikan perawatan
2.
Bantu rekan perawat lainnya dalam memberikan perawatan ketika mereka tidak
dapat melakukannya
3.
Tunjukkan perhatian pada kecenderungan dan masalah sosial yang memiliki
implikasi perawatan kesehatan.